HIKMAH IDUL ADHA
HIKMAH IDUL ADHA
Idul Adha merupakan satu dari dua peristiwa besar selain Idul Fitri yang selalu dirayakan oleh umat Islam setiap tahunnya. Di mana-mana kita menyaksikan betapa banyak umat Islam yang memiliki kelebihan harta, berlomba-lomba untuk menyembelih hewan qurban sebagai manifestasi dari rasa syukurnya atas berbagai karunia yang telah Allah berikan kepadanya.
Sesungguhnya Idul Adha merupakan suatu peristiwa yang merefleksikan peristiwa yang telah terjadi ribuan tahun yang lalu, yaitu keikhlasan dan loyalitas nabiyullah Ibrahim AS kepada Allah SWT dengan merelakan putra kesayangannya Nabi Ismail AS untuk disembelih. Allah telah menguji Nabi Ibrahim dengan satu ujian yang teramat berat, yang menurut logika dan naluri kemanusiaan tentu akan sangat sulit, bahkan mustahil untuk dilakukan. Tetapi karena komitmen keimanan yang kuat dari Nabi Ibrahim, beliau pun mampu untuk melewati ujian tersebut. Segala nafsu, naluri, dan keinginan manusiawinya telah ditundukkan dan dikendalikan oleh keimanannya pada Allah. Sehingga Allah pun mengabadikan peristiwa tersebut untuk dijadikan sebagai contoh dan teladan bagi manusia sesudahnya. Sebagaimana tercentum dalam surah ash-Shaaffat: 108-109,
“Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.”
Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari momentum Idul Adha ini. Salah satunya yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan bangsa saat ini, yaitu semangat dan keikhlasan untuk berkorban. Semangat untuk berkorban dengan tanpa pamrih pada dasarnya akan menumbuhkan solidaritas sosial masyarakat. Apalagi saat ini kita menyaksikan betapa bangsa dan negara kita tengah dilanda oleh berbagai fenomena musibah dan bencana alam yang teramat dahsyat. Banjir, tanah longsor, gempa bumi, lumpur panas, dan kebakaran terjadi di mana-mana, baik di Sumatra, Kalimantan, di pulau Jawa, hingga ke wilayah timur Indonesia. Gelombang bencana ini telah memporak-porandakan berbagai sendi kehidupan masyarakat. Fasilitas-fasilitas kehidupan pun mengalami kerusakan yang teramat parah. Jalan-jalan banyak yang rusak, rumah-rumah banyak yang terendam, harta benda lainnya banyak tidak dapat berfungsi seperti sediakala, akibat tidak dapat diselamatkan. Bencana ini pun menimbulkan trauma psikologis bagi warga masyarakat. Masyarakat menjadi panik, gelisah, dan khawatir jika bencana itu datang lagi. Selain itu kehidupan masyarakat semakin tidak tenang dengan merebaknya berbagai wabah penyakit di berbagai daerah.
Berbagai ikhtiar manusiawi telah dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana dan untuk segera menghentikan musibah. Tapi kita kembali dihadapkan pada kenyataan akan ketakberdayaan manusia dan kemaha perkasaan Alloh Azza wa Jalla. Banjir terus saja datang susul menyusul, hujan yang diperkirakan berhenti terus saja membasahi bumi, longsor demi longsor terus merambah diberbagai penjuru. Musibah yang terus menghimpit, sementara berbagai kemerosotan yang terjadi akibat dampak krisis ekonomi yang melanda negeri belum tuntas, membuat kita seolah hendak menggugat : mengapa bencana ini ditimpakan kepada kita ?
Jika kita mau jujur, sesungguhnya munculnya peristiwa alam itu adalah akibat perbuatan tangan manusia itu sendiri. Kesalahan kebijakan dan pengelolaan pembangunan yang mengabaikan lingkungan telah memberikan andil yang besar terhadap munculnya musibah ini. Kerakusan dan ketamakan untuk mengeksploitasi sumber daya alam, telah mengakibatkan berbagai kerusakan alam. Dengan dalih pembangunan dan industrialisasi bagi kesejahteraan rakyat, ada segilintar orang yang merupakan pengambil kebijakan di negeri ini telah berlaku zalim dengan mengkonversi lahan-lahan daerah resapan air menjadi kawasan industri. Padahal Allah SWT telah mengingatkan bahwa segala perbuatan manusia kan kembali pada manusia itu sendiri, termasuk dampak perusakan alam. Allah telah menegaskan hal ini dalam statemennya di surah Ar-Ruum ayat 41:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Jika mau jujur pada diri sendiri, sesungguhnyalah banyak pula kekeliruan yang telah kita lakukan. Semakin merajalelanya praktek aborsi, narkoba, perjudian, prositusi, perilaku seks bebas, adalah sedikit diantara sekian banyak perilaku menyimpang yang semakin hari tampak semakin tumbuh subur dinegeri kita, ditambah lagi dengan sebagian tayangan tidak sehat di layar televisi yang memberikan pengaruh sangat buruk bagi bangsa ini bukan tidak mungkin acara tersebut sebagai pemicu dari perbuatan yang saya sebutkan tadi. Berurat dan berakarnya praktek korupsi diseluruh jajaran birokrasi mulai dari hulu hingga hilir, dari tingkat yang paling atas hingga yang paling bawah, mudah-mudahan saja ada keseriusan pemerintah yang sekarang ini menegakkan hukum terhadap para konglomerat yang bersalah dan menjarah harta negara dan beberapa bentuk penyimpangan lain yang kita dapati ditingkat pemerintahan. Selain itu, kemungkaran dan kemaksiatan semakin merajalela dan terang-terangan. Di kantor, di jalan-jalan, di tempat hiburan, di televisi dan di sekitar kita orang semakin berani melakukan kemungkaran dan kemaksiatan secara terang-terangan. Bisa jadi diantara mereka itu adalah orang-orang dekat kita, keluarga atau teman kita. Bila kita tidak melakukan sesuatu untuk mencegah kemungkaran tersebut, maka waspadalah akan datangnya adzab Allah. Dan atas semua kesalahan itu, sesungguhnya terlalu banyak alasan yang membenarkan mengapa Allah menurunkan bencana atas diri kita, atas negeri kita.
Tentu saja peringatan Allah ini sudah seharusnya menyadarkan kita untuk kembali pada aturan Allah. Kita harus menyadari betapa banyak pengingkaran yang telah kita lakukan terhadap aturan Allah SWT. Konsekuensi dari pengingkaran tersebut telah menyebabkan bangsa kita terperangkap dalam kehidupan yang semrawut (ma’isyatan dzanka). Jika kita tidak segera menyadari hal ini dan tidak segera bertobat kepada Allah, bukan tidak mungkin Allah akan menurunkan azab-Nya yang lebih dahsyat dari bencana alam yang telah menimpa kita.
BIODATA
Nama:Yessi Andriani
Kls:9.6
TTL:palembang02-07-1996
Alamat:JlnSrijaya,Lr kesuma RT19,Rw06,No835
Alamat:Gmail,Yessi Andriani9.6@gmail
Blogger:YessiAndriani19@Blogspot.com
Blogdetik:YesiAndriani96.blogdetik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar